Uci.
Uci adalah panggilan bagi nenek ibu dalam tradisi keluarga minang kabau. Uci yang kupunyai hanya dari pihak ibu. Aku tidak pernah mengenal nenek atau kakekku, keduanya telah meninggal sebelum aku lahir. Ibu sejak kecil dipelihara oleh uci setelah ibunya meninggal dan ayahnya menikah kembali.
Aku mengenal uci hanya dari cerita ibu. Uci meninggal di usia 93 tahun atau saat aku berumur 4 tahun. Uci sangat menyayangiku, begitu cerita ibu dan kakakku. Ketika aku masih di dalam kandungan ibu, uci sering mengelus perut ibu sambil mendoakan aku yang ada didalamnya.
"Oi, sihaiklah kau nak. Pabilo kau padusi, baiak, rancak jo cadiaklah utak kau. Pabilo kau laki, elok juo, pahibua hati amak kau". "hai, sehatlah kamu. Bila kamu perempuan semoga kamu sehat, cantik dan pintar. Tapi, bila kamu laki-laki, baik juga untuk menghibur hati ibumu", begitulah doa uci untukku.
Uci senantiasa menemani dan menguatkan ibu ketika pernikahan kedua orangtuaku di terpa badai. Pesan ibu untuk uci pada waktu itu yaitu untuk mengharamkan airmata yang tertumpah akibat tingkah laku ayah yang menyakitkan. Ibu harus kuat dengan 8 anak yang dimilikinya. Uci juga meminta ibu untuk terus membahagiakan hatinya apapun yang terjadi, karena hati dan perasaan yang sakit adalah awal mula keruntuhan fisik manusia. Minum obat bila sakit, serta istirahat dan makan yang cukup. Pesan yang begitu sederhana namun pengaruhnya sangat besar bagi ibu.
Kata ibu, uci adalah sosok yang pemurah dan penyayang. Ucilah wanita yang bersedia menampung dan memelihara keponakannya yang yatim piatu. Memelihara mereka layaknya anak kandungnya meski saat itu suaminya telah tiada.
Uci memelihara 7 anak yatim asuhannya dengan hasil sawah dan ternak yang dimilikinya. Uci juga sering membagikan masakan buatannya kepada para tetangga. Uci percaya sesuai dengan sunnah Nabiyullah, orang yang menjalin hubungan baik dengan tetangganya akan berumur panjang. Uci juga tak pernah lupa menjalankan ibadah sunah Rasulullah lainnya, termasuk di dalamnya ibadah 40 hari, shalat sunat rawatib, shalat taubat, shalat tasbih, shalat tahajud, puasa senin kamis dan lainsebagainya. Sungguh, uci adalah pribadi yang taat beribadah.
Kata kakakku, uci sering mendendangkan lagu hingga akku tertidur dalam buayannya. Uci pula yang membantu meluluhkan hati ayah ketika ayah masih belum mau melihatku. Uci berjasa besar bagi keluarga kami. Tanpa uci, kami tidak mungkin akan sebaik saat ini.
Ya, aku tak pernah benar-benar mengenal uci, tapi mendengar cerita tentang beliau dari ibu hari ini membuatku merindukan sosoknya. Aku ingin berbaring di pelukan uci, ingin merasakan kelembutan tangannya di wajahku.
Uci, cucumu merindukanmu. Aku ingin merasakan kehangatan kasih seorang nenek. Uci, saat ini aku sedang bersedih. Hatiku sungguh terluka. Ingin rasanya aku mengharamkan airmata yang tumpah sebagaimana engkau dahulu melarang ibuku. Aku ingin sekali berlari menuju pangkuanmu dan engkau menghapus airmata dari pipiku. Semoga Allah melapangkan kubur uci dan menjauhkannya dari siksa kubur.
Aku rindu sekali padamu nek. Aku menyayangimu dan aku memohon bantuanmu dari alam sana. Sebuah bantuan untuk cucumu yang bersedih hati.....
Selasa, 17 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Forwarding
Always Looking On The Brightside
0 komentar:
Posting Komentar