Pages

Jumat, 12 Oktober 2012

Belajar Dari Khulafaur Rasyidin

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Daripada iseng ga ada kerjaan, yuk nambah dan perdalam ilmu kita, mengenal Islam yang sesungguhnya. Kali ini saya pengen sedikit membahas tentang Khulafaur Rasyidin (yah meskipun dengan ilmu yang pas-pasan tapi semoga tulisan saya bermanfaat bagi siapapun yang membaca).

*What is it Khulafaur Rasyidin??

Khulafaur Rasyidin  (الخلفاء الراشدون) adalah para pemimpin pengganti Nabiyullah SAW setelah Nabi SAW wafat. Umumnya, julukan Khulafaur Rasyidin menunjuk pada 4 orang sahabat Rasulullah yang diangkat menjadi Khalifah (pemimpin umat Islam), akan tetapi ada pula sebagian pendapat oleh para ulama yang menyatakan Khulafaur Rasyidin juga berarti para Khalifah yang kehidupannya sangat lurus sesuai petunjuk Al-Qur'an dan Al-Hadits (Contohnya yaitu Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang dianggap sebagai Khulafaur Rasyidin kelima yang merupakan keturunan Khalifah Umar Bin Khattab).

*Darimanakah Sebutan Khalifah Berasal?
Setelah Rasulullah wafat, para shahabiyah bermusyawarah di Madinah untuk memilih pemimpin umat Islam selanjutnya dan terpilih diantara para shahabiyah yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq yang diberi gelar Kahlifatur Rasululllah (penerus Rasulullah). Sejak saat itu, penamaan Khalifah melekat bagi para pemimpin kaum muslimin.


*Kenapa Harus Mempelajari Tauladan Dari Khulafaur Rasyidin?

Raja iblis dalam dialognya dengan Rasulullah berkata'" Seluruh sahabatmu adalah sebesar-besarnya seteruku. Tiada daya upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka".
Sabda Rasulullah SAW,"Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk".


*Pelajaran Dari Dialog Antara Rasulullah dan Raja Iblis

Berikut adalah satu periwayatan tentang pertemuan antara Rasulullah dengan Raja iblis mengenai betapa hebat ibadah dan ketaatan para Khulafaur Rasyidin :

Pertanyaan Rasulullah :
"Hai iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?"

Jawaban iblis :
"Sayyidina Abu Bakar As Shidiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu sehingga dia menjadi wazirul a'zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia dengan amal kebaikan Abu Bakar, maka amal Abu Bakar lebih berat daripada dunia dan seisinya. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal hadistmu.

"Sayyidina Umar Bin Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau mengatakan, Jika ada nabi pengganti setelah diriku, maka Umar boleh menggantikan aku. Karena beliau adalah orang harapan Rasulullah dan pandai membedakan antara kafir dan Islam sehingga beliau diberi gelar Al-Farouq.

"Sayyidina Utsman Bin Affan aku tidak bisa bertemu dengan beliau karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur'an. Beliau penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menantumu sebanyak dua kali (Dzunnurain). Karena taatnya, banyak Malaikat datang menjenguk dan memberi hormat karena Malaikat sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan," barangsiapa menulis Bismillahirrahmanirrahim pada kitab atau atau kertas-kertas dengan dakwat merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Utsman mati syahid.

"Sayyidina Ali Bin Abi Thalib itupun aku sangat takut karena hebat dan gagahnya ia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaithan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena beliau sangat kuat beribadat serta beliau adalah salah satu orang pertama yang memeluk Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada berhala. Beliau bergelar Ali Karamullahu Wajhahu (Dimuliakan Allah akan wajahnya) dan juga bergelar Harimau Allah dan engkau pula berkata,"Akulah negeri segala ilmu dan Ali adalah pintunya". Tambahan pula, beliau merupakan menantumu, semakin aku ngeri kepadanya.

Subhanallah, begitu dalam kecintaan dan tawadhu para Khulafaur Rasyidin kepada Allah sehingga Raja iblis sekalipun tidak berani mengganggu beliau sekalian. Lalu bagaimana dengan kita? sudahkah kita mencontoh tauladan Khulafaur Rasyidin?

Saya pribadi merasa malu dengan beliau sekalian, mengingat banyaknya kelemahan diri dan dosa serta salah yang saya perbuat kepada Allah. Kadang saya pikir, barangkali saya tidak pantas menjadi tamu surga. Saya malu kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada para Shahabiyah... semoga allah mengampuni dosa kita semua termasuk saya yang lemah ini.

Ehhh.. tapi kok malah curhat yaa?? hehhehe. Ya semoga kita semua dapat menjadi pribadi dan bagian dari kaum muslimin yang benar-benar baik dan mampu serta mau menjalankan perintah Allah SWT. Seperti nasihat dosen saya,Pak Engkos Kosasih, "manusia itu ibarat bilangan numerik, berapapun hasilnya akan tetap salah, namun semakin kecil intervalnya maka akan semakin mendekati kebenaran. Manusia tempatnya adalah salah dan dosa namun bukan berarti salah itu tidak bisa diperbaiki. Semakin kecil interval dosa, semakin besar interval kebaikan, semakin kita mendekati menjadi manusia yang bersih". Jadi tidak boleh putus asa dalam mengharap surga Allah, asalkan prasyarat kebaikan dan pahalanya diperbanyak. Semangat Kaum Muslimin!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Forwarding

Always Looking On The Brightside