Pages

Kamis, 23 Februari 2012

Letter 3

Assalamualaikum...
Dear pyeoul..

I am counting the days. Why time can't run any faster. I am barely awake each day, just like a zombie. I am way too afraid of taking chances now. I still can't forget you, you still appear in my dreams, almost everyday now and when i awake, my face is swollen, cause i did not sleep well.

I just found out that girl is appear to be my friend on facebook. I just remembered that she added me in 2010, but i have no prejudice, because i just get to know you, so i think it is okay to know more of your friends too. But when things turn this way?? i never thought of it.

I don't know what to feel. I find a dead end. I stuck here. Tell me, pyeoul, where should i run. I wanna wake from this nightmare, i suffocate each day. I confused.....

I cannot hate you for i still longing for your presence here...
i mss you
Read Comments

Things i don't want to see.........

Just like in novel i read (unfortunately i forgot the title), when you really wanna avoid something in particular, somehow that thing come across your mind and appear in front of you many times.

Now i currently avoiding anything about Bali. Yet, the news about that island circulating a lot. When i go to library, many books with Bali content comes around me and yep, it can't get any worse finding the fact that i am in friends with the other girl he choose in facebook. Feels like doing a free jump from a cliff and land harshly on the ground.

I really need to shut the world outside, just like what Coldplay said.
Read Comments

Rabu, 22 Februari 2012

Letter 2

Depok, on a very sunny warm day.

Dearest pyeoul, how are you? is today your evening shift? well...so amazing ya i still remember your schedule, never once i ever forgot that. Always longing for you.

Pyeoul, i have things i did not tell you on my previous letter. You know, when i arrived on Soekarno-Hatta airport, i could not find my mother. Dad said, mom will pick me at airport, buut when i looked around i did not see her and when i called her, she didn't pick up the phone. But after 25 mins of looking around, i finally met my mom. Suddenly, my tears fell. I realized, i missed my mom so much.

We took the damri bus to pasar minggu. On the bus, i told her everything. I didn't hide a thing. I told my mother of your story and that our relationship ended here. I said sorry to her, because i felt disappoint her, that she already accepted and liked you. But mom took the news so much better than me. She said gently to me, "it's okay, my daughter. Maybe it's just not your fate to be with him. Come, stop crying, no matter how hard you cry, he will not looking back at you for he already choose another person".

I hugged my mom and she rubbed my head, felt so comfortable. I kept crying but yeah, she still not blaming you for anything happen, pyeoul. Eventough her eyes show disappointment too. Mom is so much tougher than me. And she still appreciate you for goodness you did to me.

Have a nice day and keep healthy..
Eve
Read Comments

Senin, 20 Februari 2012

the song and me

used to avoid sad songs, but somehow, this song exactly just like i feel right now...

how come a man become such cruel creature?

http://www.youtube.com/watch?v=aAQ0d3LAtZ0
Read Comments

Letter 1

Depok, the town of rain
Assalamualaikum...
dear pyeoul...

How are you today my dear? i always missing you here. I really wanna text you, call you and have light, full of laughter conversation with you. But i can't. I feel miserable about this.


Pyeoul, it's exactly been a week since i left Bali. All those sad, tearful and yet cute memories playing inside my head. Thingking about it drown me to tears. I miss you so badly. I actually wanna send you letters as usual, but i can't. How come i send letters to a man whose heart no longer mine? even worse, to a married man? No, i cannot do that. I have no power to express my feeling for you.


After i count it, we only meet every 8 months. After you visit me in october 2010, i visit you later on june 2011 and lastly february 2012. Will i meet you again in the next 8 months? well, i doubt that. Guess we won't meet each other any time soon, or even in the next few years. My heart still hurts. I feel lonely actually. Days grow longer as i know you no longer stand beside me.

Pyeoul, you know, i have deleted everything about Bali, either from my phone nor my laptop. I just can't see it. I guess it took some time to love Bali again, cause Bali reminds me so much about you. You are the reason i came to Bali. The love that i expected to be my fate, but then it turn the other way.



I miss you here, as always. And i used to write these letters as an exchanging way of communicating with you. But if you never miss me as i do, then, what's the point sending you letters? We had become the player in Dear John movie. You're going to marry the other girl, while i keep waiting for you here. You let go of my hands and our promise to stay faithfully while we're away and we wait untill we become halal for each other. Pyeoul, you are the love i hold for all this time. I still hardly accept the fact we separated now. Feels like everything still going normal, but when i remember the whole thing, i begin to cry and the nightmare starts again...


The pain is too much to bear, my love.


I miss you, always and always......
Read Comments

Jumat, 17 Februari 2012

Kepingan yang patah


on the plane back to jakarta, february 13, 2012

Ada puluhan penumpang dalam pesawat ini. Masing – masing membawa cerita mereka sendiri. Ada yang hendak pulang setelah bekerja untuk proyek telekomunikasi, pria berumur pertengahan yang mengurusi proyek desain sebuah spa di kawasan Nusa Dua. Ada keluarga yang pulang setelah berlibur bersama putra – putri mereka. Ada pula pasangan lanjut usia yang pulang berlibur untuk sekedar mengenang masa bulan madu mereka di Bali dahulu.

Ada banyak cerita yang tersimpan di balik diri setiap penumpang. Kebanyakan dari mereka pulang setelah liburan di pulau yang indah ini, Pulau Dewata.

Dan aku sendiri, aku adalah bagian dari penggalan cerita dalam pesawat ini. Hari ini aku kembali ke orang tuaku, ke rumahku, kembali pada kuliah yang menunggu untuk aku selesaikan. Tak lupa pula membawa kepingan hatiku yang telah pecah di Bali. Kepingan yang aku tak tahu bagaimana menyusunnya lagi.

Hati ini sudah luka. Entah untuk keberapa kalinya. Aku tetap mencintainya hingga entah kapan, aku sendiri tak tahu. Meski ia memilih melepaskan hatiku. Aku tak bisa menghentikan waktu maupun menghentikan mimpi buruk ini. Semua impian yang kurajut untuk kami berdua. Rencana yang kususun sedemikian rapinya agar kami bisa bersama.  Doa yang tak putus kupanjatkan agar kami dapat segera menyatu. Namun kini harapan dan rencana itu tinggal impian belaka.

Ya, rencana itu begitu sempurna. Hanya tinggal 10 bulan tersisa menjelang kelulusanku, lalu kami dapat menikah dan saling memiliki. Namun, apa dayaku, takdir berkata lain. Ia memilih wanita lain untuk mengisi hidupnya dan melepaskan genggamannya dengan tanganku. Yang kusesalkan, ia tak pernah memberitahuku selengkapnya. Kini telah habis daya perjuanganku dan porak poranda hati ini.

Allah, aku begitu terluka dan merasa sakit. Ada luka yang menganga begitu besar dan terasa dingin, bagaikan siraman air es yang membekukan pagi. Aku tak sabar ingin secepatnya meninggalkan Bali. Meninggalkan cintaku yang telah dicampakkan dengan kejamnya. Aku tak tahan, dada ini terasa sesak. Aku tak bisa menahan tangisku. Ya Tuhan, beri aku kekuatan. Aku ingin berlari, tinggalkan sengkarut ini, berlindung dalam cangkang putihku.

Aku iri sekali pada pasangan disampingku. Mereka duduk berdampingan sambil menggenggam tangan pasangannya. Barangkali mereka adalah pasangan yang baru menikah dan memilih berbulan madu di Bali. Ini adalah liburan yang paling tidak menyenangkan. Segalanya begitu berantakan sejak awal, membuatku terjatuh kalah. Usahaku yang sia-sia dan diriku yang merana.

Aku pulang dan semoga dapat segera terbangun dari mimpi buruk ini. Memulai dari nol, kembali ke awal. Membangun kembali mimpi – mimpi, harapan, cita-cita, mengobati hati, menegakkan kepala dan mengahadapi dunia. Aku.
Read Comments

To The Places I Go

here are some of the photos where i step on it, photos of my worst holiday

karang sewu

broken heart at nusa dua

my love right next to me

stuck in ubud

wandering and feeling lonely at sindhu beach

pathway to kuta beach

my love swept away by wave on legian beach


Read Comments

Dalam diam....

-february 14, 2012
getmek class K202


Just arrive 20 minutes ago in the class. A little late because i am not in mood to go to college. The weather is cloudy outside. Rasanya kaya kembali ke bulan oktober 2010 waktu dia mau datang ke depok. 


Sayangku, kenapa kisah kita harus berakhir? darl...i miss you. I don't want our story ended up here. Darl..please comeback to me. I need you. You are one of the spirit foundation i have. Darl, we supposedly engange in the next 10 months, by the time i graduated from UI. Aku udah siap buat melepaskan kehidupanku disini. Aku siap kalau kamu minta aku pindah ke Denpasar atau Malang, no problem for me. Setengah mati aku menahan airmataku supaya ga jatuh di kelas. I always loving you....


_Curhatan untuk Tuhan
Ya Allah, sulit sekali untuk memusatkan pikiranku. Aku selalu teringat dia. Allah, perasaan ini begitu menyiksa. Aku bingung harus bagaimana ya Allah... Aku mohon limpahan kekuatan dariMu......
Read Comments

Kamis, 16 Februari 2012

Sendiri


Ada sunyi tak terbantahkan
Mimpi – mimpi indah
Dikungkung dinding tak kasat mata

Secercah pelita kecil tak sanggup
Terangi ruang untuk usir kegelapan
Secercah cahaya bisu
Tak bisa bangkitkan keceriaan

Sang anak berdiri diam
Coba berdamai dengan sang kegelapan
Karena kekuatannya tak cukup
Untuk menghalau jeruji kelam itu

Ia pun mengulurkan tangan
Memeluk sang kegelapan
Menjadi bagian dirinya

Dimanakah sang Surya berada
Sungguh ia tak tahu
Hanya kegelapan yang ia miliki
Bersyukur, berpuas hati untuk saat ini
Mungkin lain kali
Suatu saat nanti matahari itu akan
Muncul terangi dirinya
Gantikan kegelapan
Berikan kehangatan
Read Comments

Bali : A Journal (chapter 2)


-       -  Mba viena’s house, february 7, 2012

Tonight is the best night ever! Yeay! Akhirnya ketemu bang ricky, mas dedi ama mas aji. Tadi dikenalin juga ama anak yang satu angkatan ma kiki, tapi udah lupa namanya siapa..hehehhe. Asik banget bisa ngobrol dan bercanda ama big brothers ini. Banyak hal-hal lucu yang kita kenang dan bikin ngakak. Oh Gilimanuk, this is the reason why I came here. To meet this amazing people!

Setelah maghrib (numpang sholat di kamar mas aji, secara bang ricky udah merit dan gue respek ma dia plus istrinya, jadi ga mau masuk ke tempat bang ricky, kecuali kalau ada istrinya juga). Mas dedi balik ke unit secara mesti jaga bbm (ada pengiriman skala menengah). Abis itu makan ikan bakar dan gulai di pinggir pantai ama mas aji dan bang ricky. Asik banget – banget deh! Bisa keluar malem (ga malem banget loh, masih jam 7.30 pm), ngeliat langit yang cerah, purnama yang spektakuler dan langit penuh taburan bintang – bintang. Awesome. Pas nebeng mas aji, ternyata dia masih ingat aku suka liat bintang-bintang di malam hari. Dia ketawa ngliat aku yang heboh pengen turun ke pantai (I love the sound of the wave) tapinya dimarahin bang ricky, soalnya lagi pasang. Yasud mo gimana lagi yang penting spending the awesome night, eating fantastically delicious food. Love it! Thanks brothers J

-       -   On my way to denpasar, february 8, 2012

Yeah, setelah makan ikan bakar tadi malem (menunya ikan kerapu!) which is tremendously delicious (masih bikin ngiler ampe detik ini), aku tadi pagi jalan-jalan naik sepeda ama mas aji dan teguh si anak baru di unit. Rencananya mau ke penangkaran jalak bali di arah singaraja itu, tapi jalan di antara banyak truk gitu bikin stress abis mamen. Masa kanan kiri penuh truk akhirnya yang ada aku nyerah meskipun baru 30 menit..hehhehe. Ga enak juga ama si teguh itu, tapi apalah daya hamba, wahai tuan, naik sepedanya belum lancar..hahhaha.. Akhirnya kita ngacir ke pantai mulai dari Gelung Kori and it turn out to be a great decision.

Pasir di gilimanuk lumayan padet, jadi masih bisa diajak buat ride bicycle. Wohoo..kalo begini kan asik, sepedaan nyante ga perlu pertaruhkan nyawa diantara truk. Asik banget deh bisa teriak-teriak sekencengnya di pantai. Teguh ama mas aji ketawa liat tingkah laku aku. Katanya masih anak-anak banget, ya iyalah secara saya kan masih imut..hehhehe…

Abis dari sepedaan pamitan ke tempat mba viena dan kembali menyusuri jalan ke denpasar…

-          -Sarbagita’s shelter, february 9, 2012

Such a meltdown with ipung. He is a total jerk. I really wanna slap him on the face. Cannot believe a man like him exist in this world. I feel so miserable. Feel like I am just a pucnh bag. Should I go back to Gilimanuk tomorrow? I confused. I do not feel so-so. Road back to Gilimanuk is so beautiful yet it is too tiring because a long way down. 4 hours, if it smooth. If it’s not then it can be 5 or 6 hours. Should i? shouldn’t i?

It’s hard dealing with him. Hard to deal with everything. I keep feel lonely. How come I feel this way when he sit right next to me? The fate is funny. He plays me, yes, I am just a toy. Each of us has alter ego. Don’t you too, pyeoul?

-         - Nusa dua beach, 6:28 pm, feb 9, 2012

Right, he told me his story.  I don’t know whether it is true or not. Baiklah, mungkin memang ini saatnya mengucapkan selamat tinggal dan salam perpisahan. Cintaku yang kuperjuangkan sepenuh hati [sigh]. Cintaku kini telah lenyap ditelan lautan. Ia hilang dalam laut tak berbatas. Aku kembali sendiri. Susuri jalan ini, meraih kepingan hatiku yang telah patah. Dia sudah pergi. Sayangku, selamat tinggal.

-         - Road back to denpasar, 7:20 pm, tabanan. February 10, 2012

Hari ini melelahkan. Bolak balik denpasar-gilimanuk kaya setrikaan. Tadi pagi ke ubung ditemani ipung. Aku lebih banyak diam. Rada ga minat buat ngobrol. Ya, habisnya mau gimana lagi. Kalau dikasi tau secara mendadak orang yang kita sayangi udah nikah, rasanya kaya apa coba? Kacau, hancur lebur.

Perjalanan ke Gilimanuk cukup menyenangkan. Bisa liat persawahan dn pantai, meskipun ga dapat window seat yang aku mau (udah keduluan orang lain sih)…. Nyampe ke gilimanuk langsung nyamperin tempatnya bu Indah, makan pecel dan ngucapin salam perpisahan. Bakal kangen ama bu Indah. Gek Tu juga udah gede sekarang. Semoga nanti bisa kuliah di UI juga..

Abis itu langsung capcus ke kosan bang ricky. Minjem kamarnya mas aji buat ganti baju ke kondangan mba viena. Meskipun mas aji awalnya nolak, tapi tapi mengingat ini hari terakhir gue di gima dan mungkin ga bakal balik lagi buat waktu yang lama, akhirnya mas aji setuju juga.  Malah mas aji nungguin ampe selesai nikahan mba viena. Abis dari tempat mba viena balik lagi ke kosan bang ricky. Ambil tas dan ganti baju. Ngucapin salam perpisahan ama bang ricky dan mas dedi, tapi gue yakin suatu saat nanti bakal ketemu lagi ama abang-abang itu. They are my big brothers!

Setelah itu langsung cabut ke pelabuhan. Dari sini dicariin bis ama mas aji buat ke denpasar. Sempet cerita-cerita juga barang 15 menit ama mas aji. We become such a good friend for each other. Aku banyak ketawa dan seneng mas aji ga bersikap kaku. Mas aji protects me well just like a big brother dan aku amat bersyukur dia sebaik ini. Aku mendoakan yang terbaik buat mas dedi, bang ricky , mas aji dan semua orang disana. They always part of me, always be my family.

-         - Ubud, somewhere, out of nowhere, 3:38 pm. February 11, 2012

Igo chongmal paboya! I am in the middle of smewhere I don’t know and the situation is so lame. Don’t know what to do and seems like this rain will not stop for the next one hour. Ipung’s friends mocking me because I am writing this. Well, I have no idea what to do after all. Aku ga kenal mereka dan aku masih bingung beradaptasi ama situasi ini. Aku ga ngerasa terlalu nyaman dikelilingi orang yang ga aku kenal sementara mereka semua saling kenal. Cuma bisa bengong kaya anak ilang. I don’t wanna be care of others. God, this rain is pretty crazy. And I know nobody. Lost? Yes I am. Stupid! I am gambling with my luck.

-        - Ipung’s dorm house, february 12, 2012. 11:13 am

Really tired. I just got back from kuta. After walking for almost 3 hours straight. I got confuse what to write. Sudden reality hit my face and I realize that I am going to leave soon. Meskipun ini adalah liburan terburuk tapi aku tetap merasa sedih. Gimanapun juga, seneng sekaligus sebel ada di bali. Gwenchana. Kontradiksinya selalu ada disana.
Sesudah pulang dari sisni aku bakal memulai hidup yang baru. Aku ingin mulai dari nol. Kali ini aku benar – benar ingin menutup diri dari pengaruh luar terutama tentang hati dan perasaan. Rasanya luka ini perlu waktu yang cukup lama buat sembuh. Suatu saat nanti aku bakal menemukan orang yang bisa menyayangi aku dengan tulus dan menempuh jalan kebaikan bersama. Harus optimis dan semangat. Cintaku tetap ada, ia hanya harus berhenti disini. Susah sekali. Dia ada didepanku dan aku menyayanginya sepenuh hati, setulus sekaligus seegois perasaanku. Allah, Kau pasti akan memberi yang terbaik untukku. Tidak kuragukan janjiMu. Mungkin saat ini aku harus bersabar, menahan dan berdiam diri.

Suatu saat nanti ketika aku kembali kesini mungkin aku bisa tertawa bersamanya. I always loving you, pyeoul, no matter what. This good girl always waiting for you and praying for you and yes, she love you unconditionally……….

-      -   On the plane back to jakarta, february 13, 2012

Aku merasa kesepian. Dan juga sedih. Sudah hampir maghrib saat pesawat ini lepas landas. Aku dapat melihat semuanya dari atas sini. Matahari yang turun ke ufuk barat, kembali ke peraduannya. Dan aku menatap ke bawah, ke arah bandara yang mulai mengecil dan perlahan aku menjatuhkan pandangan ke nusa dua, tempat kami berjalan terpisah. Lalu aku pun menolehkan wajahku ke arah pesanggaran, tempat ia tinggal, tempat aku pertama kali bertemu dengannya. Tak terasa airmata menetes di pipiku. Rencana kami buyar sudah. Aku akan lulus akhir tahun ini dan harusnya dalam tempo 10 bulan aku bisa bertunangan dan menikah dengannya. Tapi  rencana itu tinggal asa kelabu.

Aku kembali ke jakarta. Membangun mimpi dan harapan yang telah luluh. Memulai dari nol.
manuver meninggalkan bali

ke arah timur, pesanggaran

Read Comments

Rabu, 15 Februari 2012

Aji

Disinilah aku duduk. Sendiri, termenung, tertegun. Hujan pagi hari bentuk kabut tipis, selubungi dunia sekitarku. Bias-bias kaca kabur membentuk bayangan samar.

Ya, tepat saat seperti ini aku pertama kali bertemu dengannya. Dia datang menghampiriku.

“mengapa kau menangis?”, tanyanya.

Terheran, aku mendongakkan kepala, berusaha mengusir bingungku.

“tak mengapa aku menangis. Ini bukan urusanmu. Siapa kau?”, tanyaku.

Ia tersenyum manis, senyuman lebar membingkai wajahnya, damai laksana padang hijau.

“aku adalah potongan jiwamu, keping – keping yang tak kau sadari keberadaannya”, ujarnya.

“jangan menangis, air mata tak pantas telusuri wajahmu”, ujarnya seraya menghapus air mata dari pipiku.

Aneh, begitulah yang kurasakan. Siapakah dia, mengapa muncul begitu saja tak kusadari sebelumnya. Kutepis tangannya, namun digenggamnya tanganku. Hangat, pikirku, bagai kapas disinari mentari pagi. Hanya genggaman namun mampu usir sedihku bahkan kesedihan itu seolah tak pernah terasa ada.

 “jangan takut, aku ada untukmu, biarkan angin sapu beban di pundakmu. Tidurlah, aku disini menjagamu”, ujarnya.

Kupejamkan mata. “harusnya kau datang sedari dulu, isi kekosongan hatiku”, bisikku.

Kulihat bibirnya membentuk senyuman. “tak masalah aku datang dari dahulu, kini atau mungkin di masa depan. Kau tak pernah tahu. Waktu adalah waktu. Ia pertemukan kita dengan caranya sendiri. Dan ia pulalah yang akan pisahkan kita. Aku milikmu saat ini”, ujarnya.

Kubuka mataku, kupandang ia, heran. “bagaimana kau tahu itu? Bila kau hendak tinggalkan ku, bila ini hanya ilusi mimpi, maka tak ada gunanya”, rengutku.

“tak perlu kau resahkan. Waktu tak bisa terulang. Dan kapankah gulirnya berhenti, tak ada yang tahu. Momen ini hanya milikmu seorang”, ujarnya.
Di sepanjang sisa pagi itu kami tak berbicara. Hanya duduk berdampingan. Kusandarkan kepalaku dibahunya, dielusnya rambutku. Surga kecil, oase yang lembutkan padang pasir. Kubekukan kenangan ini dalam kepalaku. Mungkin aku masih akan bertemu dengannya esok, mungkin pula tidak. Tapi aku tak ingin memikirkannya. Hanya menikmati pagi, bersamanya.

Sejak saat itu, kehadirannya isi duniaku. Tak pernah lagi ada masalah yang terlalu berat untuk kuhadapi. Bersamanya, aku dapat menertawakan segala kesukaran hidup. Ia selalu ada disekelilingku, membisikkan kata – kata penuh penghiburan tiap kali badai mulai menerpa. Ia juga yang selalu menyambutku dengan senyuman. Selalu ada tawa bersamanya. Selalu.

Ia menarikku bagai magnet berbeda kutub.

Aku kangen aji. Aku rindu dengan tawanya yang nyaring, lepas. Tangannya selalu siap sambut diriku, ketika aku akan melompat. Protektif sekaligus sensitif.

Beberapa hari menjelang keberangkatanku, kami mulai merasakan jurang membentang. Sedikit sekali yang dapat kuucapkan. Tangan kami lebih banyak berbicara. Bila tak ada orang di dekat kami, ia akan menggenggam tanganku. Lalu aku memandangnya, tersenyum. Meski sedih hatiku. Kupegang wajahnya, lalu ia tersenyum menatapku.

“ kamu kok mesti pergi sih jelek, aku mesti gimana kalo kamu ga ada. Ga ada orang bisa menghibur aku, ga ada orang yang begitu cerewet tapi aku tetap bisa tahan hadapi kamu”, ujarnya merengut. “jangan begitu mas aji, iwit ga pernah bener-bener pergi. Iwit selalu ada bersama mas aji, meski cuma jadi bayang – bayang”, ujarku.

Lalu kami kembali terdiam.

Hanya itu, momen bisu, tak perlu kata – kata untuk lukiskan perasaan kami. Kuhibur ia, berusaha ciptakan kenangan akan diriku. Teka teki lucu meskipun tak jarang membuatnya memutar bola mata selalu kulemparkan untuk mengisi kekosongan di antara kami. Dalam hati aku bertanya – tanya apa yang akan terjadi pada kisah kami berdua. Akankah ini akan berlanjut atau hanya berupa cerita singkat yang muncul sesekali dalam ingatan.

Hari – hari terakhir, ia mengajakku jalan – jalan. Tak perlu, ujarku. Tapi ia bersikeras. “Tak boleh, kamu harus memiliki kenangan akan bali. Akan diriku. Bila suatu saat nanti kamu datang mengunjungiku, akan kita ulang momen ini”. Dentang kesedihan kembali selimuti hatiku. Betapa tidak, pertemuan yang begitu singkat munculkan perasaan sayang dalam diriku. Kini, setelah kami memiliki kesatuan hati, kami harus dipisahkan jarak.

Kuturuti keinginannya. Sehari itu, kami berjalan – jalan berdua. Telusuri jalan yang panjang membentang seolah tak ada akhir. Ditunjukkannya tempat ia dulu pernah tinggal. Lalu kami berhenti di lovina. Kami berjalan berdampingan. Selalu tangannya menggenggam tanganku. Bila aku berusaha melepasnya, ia pasti menarikku kembali. Aku tertawa melihat tingkah lakunya. Begitu kekanakkan sekaligus manis.

Bila aku bersikap manja, ia akan mengelus kepalaku. Lalu disentuhnya pipiku.
“Kamu kok ya pendek banget ya jelek, kecil banget gitu,” ujarnya. Lalu aku merengut, berjalan menjauh darinya.

“duh, kok ya gitu aja ngambek, kamu ini hobinya ngambek ya”, ujarnya lagi.

“mas aji sih…”, ujarku, sebal dengan kata – katanya.

Kembali ditariknya aku seolah kami takkan bisa dipisahkan apapun jua.

Lalu hari itupun tiba jua, sehari sebelum keberangkatanku. Kami kembali bertemu. Kali ini ia benar – benar jadi pendiam. Apapun yang kukatakan tak banyak membuatnya tersenyum. Sebaliknya ia cemberut menatapku.

“besok kamu pergi, hari – hariku jadi kosong lagi”, ujarnya.

 Aku hanya diam, tak mampu berujar apa – apa. Berat hatiku meninggalkannya. Kutempelkan kepalaku dipundaknya. Detak jantungnya berpilin dengan detak jantungku. Debaran yang kencang. Tersenyum, meski sedih kurasakan saat itu. Aku takut kehilangannya, kehilangan senyumannya.

Di bandara Ngurah Rai, aku pun mengucapkan salam perpisahan pada Bali. Aji tak bisa mengantarku saat itu karena ia masih harus bekerja, tetapi pesan singkat yang dikirimkannya temani perjalananku. Pesawat yang kutumpangi pun lepas landas, dari kejauhan aku dapat melihat Gilimanuk. Desa kecil yang pesonanya telah mengikatku. Disana pula aku sempat menjalin kisah asmara.

Hari-hariku berlanjut di Depok. Kembali berkutat dengan kuliah, dengan tugas akhir yang senantiasa melahapku. Hingga suatu ketika aku jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit guna menjalani operasi pengangkatan usus buntuku yang pecah. Aji selalu menemani, meski ia tidak ada disampingku. Ia meneleponku setiap hari, mengirimkan ratusan pesan singkat untuk menghiburku. Sungguh aku beruntung dapat merasakan perhatian dari seseorang yang nun jauh disana.

Ketika periode sakit itu usai, aku kembali menghadapi kuliah dan menjalani sidang. Syukur pada Allah aku berhasil lulus dengan gemilang. Aku segera menelepon Aji. Tapi ia tidak mengangkatnya. Kurasakan komunikasi kami mulai membeku tidak sehangat dulu. Beberapa saat kemudian ganti ia yang menghubungiku, tapi aku tak tahu sehingga aku tidak mengangkat teleponnya karena saat itu aku sedang merayakan kelulusanku bersama teman-temanku. Ternyata itu adalah komunikasi terakhir kami berdua. Setelahnya aku tak dapat menghubunginya. Tapi aku tidak mengeluh. Aku memahami resiko ini dari awal. Kami memang saling melepaskan. Ada tantangan yang kurasa tak akan bisa kami taklukan maka disinilah kami berada, di jurang perpisahan. Tak apa, pikirku, aku tetap menyayanginya, meski hanya sampai disitu kisahku.

+       +       +       +       +       +

Dua tahun berlalu sudah. Dalam kunjunganku beberapa saat lalu aku kembali bertemu dengan Aji. Salah satu temannya memanggilnya keluar dari kosnya. Kami pun bertemu, aku tersenyum sambil menyapanya.

“Mas Aji…apa kabar?” ujarku.

Ia pun balik tersenyum padaku. Kurasakan saat itu jantungku berdebar-debar tak karuan, meski hanya untuk beberapa saat saja. Kami pun berbicara dan bercanda layaknya teman lama. Kurasakan perasaanku padanya telah berubah. Aku menyayanginya hanya saja dalam bentuk yang berbeda. Aku menyayanginya seperti aku menyayangi abangku. Tak ada perasaan kecewa dalam diriku, mungkin karena waktu itu aku memang ikhlas melepas dan menerima kenyataan bahwa kami tak bisa bersatu. Tak apa. Aku tetap berbahagia dan ia pun tetap menyayangiku. Aku dan Aji, kami pernah punya kisah di masa lalu namun tak ada perasaan sedih menaungi kami dan kami dapat saling menggenggam persahabatan yang berisikan tawa dan bahagia. 


creating unforgettable moments at lovina beach


Read Comments

Minggu, 12 Februari 2012

DIA

Allah itu tidak tidur. Allah itu Maha Baik. Dia Maha Mendengar. Dia selalu mendengar hambaNya. Aku belum lagi mencapai tingkatan untuk menjadi seorang muslimah serupa Fathimah AzZahra, meskipun aku selalu mengagumi sosoknya.

Hidup itu berputar. Gelindingan rodanya kadangkala membawamu ke bawah, membawamu bertemu kerikil-kerikil kecil. Ada pulanya batu besar. Tapi sebesar apapun masalahMu, ingatlah Allah akan selalu ada di dekatMu. Ia jauh lebih dekat daripada urat nadimu.

Kadang, kita memang tidak mampu berpuas diri, mengejar impian demi impian semu. Hingga kita terjatuh karenanya. Tidak apa bila ingin memprotes padaNya, hanya saja tidak perlu berlebihan. Bersyukurlah bila Ia menguji dirimu. Sungguh Ia menyayangimu, KasihNya tersampaikan dengan cara yang paling baik untukMu.

Ujian kehidupan akan membuatmu lebih tegar dan mampu meraih hal yang lebih baik di masa mendatang. Yakinlah padaNya, jangan pernah berputus harapan dan kuatkanlah imanmu dalam Islam.
Read Comments

Untitled

ingin aku merengkuhmu
ingin aku menatap wajahmu
ingin aku utarakan isi hatiku

ingin aku mengusap peluhmu
ingin aku merasakan tanganmu di pipiku
ingin aku tersenyum bersamamu
ingin aku memeluk hatimu

ingin aku menjagamu
ingin aku menyisir rambutmmu dengan jariku
ingin aku mencubit pipimu
lalu kita tertawa bersama

tidak perlu ada sedih
tidak perlu ada luka
kita saling memiliki

namun bila kesulitan itu akan menghampiri
kita akan hadapi bersama
jalani hidup berjalan berdampingan
telusuri lika-likunya

kau dan aku
Read Comments

Kamu

Ratusan kilometer jarak membentang
hadirmu mengisi ruang - ruang kosong itu
tawa dan airmata iringi
langkah perjalanan kita

kamu yang jauh
kamu yang bersinar terang di hatiku
meski kadang awan kelabu
halangi pandanganku padamu

kini ada dinding pemisah diantara kita
dinding yang tak bisa kutembus
dinding yang kuharap bisa kuhancurkan
lebur menyatu bersama tanah

tapi
aku tak bisa
aku tak cukup kuat
lemah tanganku, lemah jangkauanku
aku hanya bisa menatapmu dari jauh
menatap cintaku yang membatu

mungkin cintaku tidak akan
hilang selamanya
cinta itu akan terus ada
meski aku tak tahu bentuknya seperti apa

suatu saat nanti,
bila Allah mempertemukan kita
aku ingin tertawa bersamamu
saling mengulurkan tangan
menggenggam kebahagiaan

kamu cintaku
kamu, aku, kita
kisah itu akan selalu ada
meski tak terlihat akhirnya
Read Comments

Kamis, 09 Februari 2012

Bali : A journal

-sunday : jakarta, Soekarno - Hatta Airport
1 hour to depart

Mom and dad are very nice today,they accompany me to airport keep staying by my side, especially dad. Relax parents, trust me, i am not gonna misuse your trust. I've been a very good girl for all this time and so i always be. I m not gonna let you down.

-sunday, stuck in bus, on the way to gilimanuk
8.30 pm

This is crazy. It's very very stupid traffic jam for 2 hours straight now. they said it is because of some accidents. The road from denpasar to gilimanuk awesomely awful. Parah dah. Panes banget bo. Pengen mandi gue. BAhkan macet di jakarta ga parah begini. Macet di jakarta? wajar! Macet di bali barat? rada ga tau diri tuh namanya. Cuma daerah pedesaan tapi songong pake acara macet.

-monday, mba viena's house

well, not so excited. I am still so tired plus feel like a miss-match puzzle. Will be delighted when i moved to denpasar. This time around, not many people around. They already hit the beach. Tomorrow i gotta go around myself. Don't care of others. What shoud i do? i feel very strange.

-monday, 9 pm
gosh, capenya abis bantuin bugkus souvenir nikahan mba viena. teler abis. kemaren cuma bobo 3 jam. berisik banget disini. tepaaarr. tadi maen ke unit. aneh, rasanya terlalu asing. aku kaya ga kenal mereka. kaya mulai dari nol. banyak jeda yang aneh. aku ga ngerasa cocok lagi disini. denpasar, i shal come!

-selasa, february 7, 2012

this holiday is the worst holiday i have. i am really sad. i am not belong here anymore. i am not belong to bali. everything feels so wrong. i feel lonely. very very lonely. i should not coming here. i only make a fool to myself. is it because my parents and sisters against this plan?
tings not workout, so i guess i\'d better give up. igo gwenchana aniguyo. semuanya terasa asing and everybody ignores me. i am a miss-fit puzzle piece. even ipunk is very cold. i can't talk freely to him evenntough he's the one i consider as my friend here. really, i feel like floating on the sea. or maybe like a pingpong ball. people throw me all over the place. this is confusing. better go to denpasar as soon as possible. can't stand this much of crowds :'(

-selasa, 11 pm

i used to be under limelight, this time i should help myself on. i feel sad, yes it's true. but i can only cry alone. i am not belong anywhere. gima or denpasar. not even in bali. sakit sekali rasanya, nyesak di dada. aku ga kuat. lukanya terlalu besar buat aku hadapi. I am losing my ground. aku pengen pulang aja. aku terlalu banyak bohong. di luar, aku berusaha ceria dan penuh senyum tapi sebenarnya aku sedih. aku terus-terusan nangis. Ya Allah, tolong aku....

-rabu, ip's mess

this holiday is no fun at all. whether i gima or denpasar. i've given up.uljimara, nayege nan. I try not to cry, 've been crying all night for hours. till now, i still wanna cry. i just hold myself up. yugo right, sometimes you better give up on useless effort. i wasted my energy, time, money by going back to bali and i got nothing. tremendously nothing but endless tiredness. appuge hanun gol. nayege marhebwa, noye maeumun shikuro.

i guess i shall lose few more kilograms as i return to jakarta later. i am such a fool. how come i will be this pathetic, i never thought. i lied so much. forcing and telling myself eevrything's alright, eventough i am not. i always cry. very miserable. waktuku percuma disini. mungkin seharusnya ga ke bali. liburan ke mal aja ama caca, isya atau bella. yah atau mungkin liburan d perpus, pinjem buku, minum hot choco, duduk di tepi danau, ditemani angin semilir yang berhembus melewati danau. melindungi diri aku dari kekesewaan yag begini besar. tolol sekali erwita ivana. pada akhirnya, semua yang diusahakannya jadi sia-sia, jadi abu dan debu.

Read Comments

Lost Love

Cintaku telah hilang
Ia hilang lenyap di lautan
ditelan debur ombak menggulung

Aku berdiri menunduk
tak sanggup memandang cintaku
yang kini perlahan menjauh
ia membawa serta hatiku

Kurasakan betapa diriku rapuh tanpanya
kuangkat kembali kepalaku
hanya untuk ungkapkan salam perpisahan

cintaku berkilau dikejauhan
laksana bintang barat

Hujan tak lagi terasa dingin
tetesannya membasahi jemariku

Inilah sisa cintaku,
sisa bagian diriku
perlahan mengalir
menuju laut lepas...
Read Comments

Chemie Opso (no fun at all)

I am so guilty. Yes, guilty as charged.

I lied so much, maybe this is the time that 80% of my appearances in front of someone else so fake. Yes, i'm ini bali, and i actually hoping for a nice holiday. In fact, things going too far away from the first time i expected.

No fun at all. When i stay on this person's house i know, she's going to marry...so many of her relatives coming and i got confused how to blend with this people because i don't know at all but they know each other very well. It makes me wanna runaway. I actually wanna go to unit too, but i can't because of regulations. So i spend the day wandering around gilimanuk doing nothing. I feel lost as if i am floating on the sea. bang ricky is busy and so everybody else, i got no one to talk to, no one to ask and play around. i longing so much to go to  gima and denpasar,but i can't handle this much of hardships.

then i go to denpasar and it's just as worse as gilimanuk. ipunk ignores me so much. i feel tremendously lonely. while i'm expecting him to be a little bit nice as he is the only friend i got here. Some people are very conceited..

now i confuse of what i should do. i have no idea at all. i lost yesterday and ended up crying all night.

This isn't a holiday but a waste of time, energy and money. i don't belong anywhere and i can only crying alone. Oh Allah, help me, shed some light on me.

Everytime i talk to other people, i always smile, talking merrily and laugh so happily, but i fact, i feel far from that. I feel very lonely and the day feels very gloomy. Oh Allah, i actually wanna cry and hold myself on. i wannna hug myself, protect pieces of my soul from destruction. My eyes are swollen. i don't feel like wanna do anything. i am lost.

Oh Allah, i don't know why this must happen to me. I always been a good girl. Always studying, never i do something bad. I always go to library, help mom's business, help others, barely complain with others eventough i have many assignments. Really, i am a good girl. So is it so wrong for a good girl to have holiday sometimes? just for a short time for she always very patient dealing with so many things? this is not fair. There are many other people, other girl who do so much worse than me, but they can easily have what they want. Allah, You not fair to me. You know, i never speak too rude, i always stay silent, praying as good as i can do, i never going out with boys too, i stepping away from mortals joy. But why i can't have just a fair holiday?? Allah, be fair to me. i am begging You, please..... help me.
Read Comments

Jumat, 03 Februari 2012

Sepenggal Kisah Anak Manusia

Hanya manusia biasa. Tapi bagaimana jadinya bila manusia ini jatuh cinta? Ketika ada seseorang menghampiri dan mengisi bagian hatinya. Saat itu pula dia harus berdiri tegak, memilih perasaan yang tak menentu, mungkin ini semua ataukah semua benar adanya. Haruskah dia mengacuhkan segalanya dan menundukkan kepala? Pilihan yang tidak terlalu sulit sebenarnya, karena kau hanya harus memilih mendahulukan perasaan atau memilih logikamu semata.

Di satu sisi, manusia ini menginginkan manusia lain untuk mendampinginya tetapi dengan cara yang baik, agar memperoleh ridhaNya. Dia yang sedang jatuh cinta, yang hatinya penuh warna meski tak bisa ungkapkan perasaannya. Cukuplah baginya untuk melihat tarikan gravitasinya dari kejauhan, tanpa harus memiliki.

Dinamika kemudian menghampiri. Manusia pencuri hatinya diselubungi siluet lain. Seketika pula manusia ini tertegun. Tak sanggup memutar kembali dirinya. Hanya diam, menyimpan sedih dalam hati. Bagaimana tidak, hati yang sempat bersinar kembali padam layaknya lilin ditiup angin kencang.

Maka dia menympulkan, sungguh hati dapat dipermainkan dengan begitu mudahnya. Semua impian cintanya berdasarkan  indra manusia yang lemah dan buta. Hanya ilusi menafikan angan-angan kelabu. Segala keindahan duniawi begitu semu dan pada akhirnya dialah yang terduduk kalah. Maka dia memilihmeninggalkan impian kosong itu. Menjalani hidup apa adanya. Tak apa bila dia sendiri, hal itu lebih mudah baginya untuk diatasi dibandingkan hati yang terluka.
Read Comments

Forwarding

Always Looking On The Brightside