Pages

Jumat, 03 Februari 2012

Sepenggal Kisah Anak Manusia

Hanya manusia biasa. Tapi bagaimana jadinya bila manusia ini jatuh cinta? Ketika ada seseorang menghampiri dan mengisi bagian hatinya. Saat itu pula dia harus berdiri tegak, memilih perasaan yang tak menentu, mungkin ini semua ataukah semua benar adanya. Haruskah dia mengacuhkan segalanya dan menundukkan kepala? Pilihan yang tidak terlalu sulit sebenarnya, karena kau hanya harus memilih mendahulukan perasaan atau memilih logikamu semata.

Di satu sisi, manusia ini menginginkan manusia lain untuk mendampinginya tetapi dengan cara yang baik, agar memperoleh ridhaNya. Dia yang sedang jatuh cinta, yang hatinya penuh warna meski tak bisa ungkapkan perasaannya. Cukuplah baginya untuk melihat tarikan gravitasinya dari kejauhan, tanpa harus memiliki.

Dinamika kemudian menghampiri. Manusia pencuri hatinya diselubungi siluet lain. Seketika pula manusia ini tertegun. Tak sanggup memutar kembali dirinya. Hanya diam, menyimpan sedih dalam hati. Bagaimana tidak, hati yang sempat bersinar kembali padam layaknya lilin ditiup angin kencang.

Maka dia menympulkan, sungguh hati dapat dipermainkan dengan begitu mudahnya. Semua impian cintanya berdasarkan  indra manusia yang lemah dan buta. Hanya ilusi menafikan angan-angan kelabu. Segala keindahan duniawi begitu semu dan pada akhirnya dialah yang terduduk kalah. Maka dia memilihmeninggalkan impian kosong itu. Menjalani hidup apa adanya. Tak apa bila dia sendiri, hal itu lebih mudah baginya untuk diatasi dibandingkan hati yang terluka.

0 komentar:

Posting Komentar

Forwarding

Always Looking On The Brightside